Sunday, July 08, 2007

BREAK TIME

a month passed by

Tanggal 6 July alhamdulillah ku berada di rumah kembali, menikmati hari bersama whole family. Wisata ke Jurug..ketawa ketiwi meski diiringi sakit gigi hehehe..gigi numbuh aja ternyata bisa jadi penyakit serius.

Sebulan berlalu di Kota Garut..dan waktu 27 hari terasa begitu panjang seolah aku sudah berada di sana berbulan bulan lamanya. Apakah karena aku menikmati suasana disana atau justru sebaliknya?
Berbagai bentuk dan warna terekspresi..bersama kepolosan anak anak kecil, wajah penuh harap masyarakat pinggiran, senyum penuh makna para aparat pemerintahan, dinamika teman-teman 1 tim dan semua terkenang indah.
Kota dengan 82 gunung (seperti yang terecord dalam peta daerah tentunya..kali aja masih lebih dari itu jumlah realnya) menjadikan Garut sebuah daerah yang kokoh (seharusnya). Slogan Garut adalah..GARUT BANGKIT GARUT BERPRESTASI..so nice isn't it. Sebuah moto hidup yang penuh optimisme, semangat serta cita cita tinggi...tapi............................
Sebulan kucoba menggali. Tentang sebuah potret realita kehidupan dari sisi lain seperti yang biasa kulihat.
Kota yang memang agak nyempil ini membawaku pada sebuah kesadaran bahwa dalam kehidupan ada banyak sekali kepentingan. ada yang sadar betul akan kepentingannya dan ada yang sama sekali tak ambil pusing dengan apa yang dilakukannya..sekedar enjoy aja satu dua diantaranya..ada yang benar benar berprinsip asal aku bisa makan hari ini, ada yang penuh intrik saling jegal kanan kiri untuk menyambungkan eksistensi. Demo versus Bapak Bupati Garut tanggal 4 Juli 2007 kemaren menjadi salah satu refleksi..bahwa slogan Garut telah bergeser...GARUT BANGKRUT GARUT DIKORUPSI.
Berlebihan gak ya??
Tapi dari fakta yang kasat mata demikianlah adanya.
Kota ini sebenarnya adalah kota yang sarat dengan potensi sumber daya alam maupun manusia.
Saat gunung-gunung mengitarinya hal tersebut sebenarnya sudah cukup mengindikasikan betapa ia punya kekokohan luar biasa. Mulai dari Potensi Sumber Gas Alam yang sudah jadi pembangkit listrik tenaga panas bumi, sumber pemandian air panas, sumber mata air, sumber pertanian, sumber produk holtikultura, sumber ketan hitam, dan yang terpenting sumber pesantren dan santri-santrinya tentu saja. Tapi kemana itu semua?? kemana larinya mereka??
Dari interview dengan Pak Deden (salah satu ulama di Kp. Pasir Kawao, Sukaresmi) 75 % potensi Cevron (PLTPB Garut) lari ke pihak swasta yang notabene pihak asing..hanya 25 % ke Pemda dan hanya sebagian yang sangat kecil dari jumlah itu yang lari ke kecamatan lokal tempat PLTPB itu berada. Di sisi lain..Daerah Samarang..salah satu pemasok air bersih ke kota dan daerah sekitar (selain kec. Bayongbong) mengalami kendala serius dengan sanitasi dan air bersih. So..how could that be? Sang pemasok air justru dehidrasi akan air bersih. Sebenarnya air memang melimpah disana tapi tiada pengelolaan..tiada kepekaan. banyak Balong (kolam) hanya dikelola sedemikian sederhana. Ikan ikan hanya dikembangkan secara tradisional. Bahkan warganya menganggap ikan tetap sebagai komoditi tak terbeli..bahkan asin yang hanya 1500 per ons di warung sudah tak tejangkau oleh kocek beberapa warga pribumi.
Kemiskinan melanda tak hanya di sisi itu.
Lokasi Garut memang nyempil. Semakin nyempil saat tak ada atau hanya sedikit ada perhatian dari pemerintah daerah untuk memperbaiki sarana fisik daerah terutama jalanan daerahnya. Satu-satunya jalan berhotmix bagus (cukup bagus) hanyalah jalan utama Bandung Tasik..itupun masih banyak lubang disana sini. Apalagi di bagaian pedalaman..totally jalan ampyang yang saat kami harus survey ke salah satu kecamatan (Sukaresmi) harus mengorbankan Ban serta Rem motor kami. Naik kuda pokoknya.
Potensi daerahpun akhirnya terkotakkan. tak banyak dimanfaatkan. Kebanyakan warganya lebih suka pergi merantau ke beberapa daerah di dekatnya seberti Bandunga tau Tasik bahkan ke Sumatra, Kalimantan atau beberapa lokasi lain. Sedangkan penduduk yang tersisa tak banyak yang sudi atau berdikari untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai tingkat tinggi..masih banyak yang tak lulus SD jangankan sampai kebayang perguruan tinggi.
Tapi aku tetap cinta Garut..aku sukai sejuk udaranya..kepolosan warganya..meski para wanitanya kadang masih lebih memprioritaskan dandan daripada pendidikan diri dan anak-anaknya. But at least di kota yang cukup agamis ini aku temukan suatu ketenangan.
Mereka begitu menghormati para guru dan ulama. Mereka tersenyum manis dan menghormati para tamu yang mendatanginya. Mereka masih punya harap untuk bangkit, untuk lebih baik, dan berprestasi. Mereka masih gigih ke sekolah yang jaraknya kadang begitu jauh, licin tanpa aspal untuk berusaha menjadi lebih baik. Beberapa, walau harus dibatasi fasilitas, dukungan dan ijin orang tua tak gentar berangkat dengan berjalan berkilo-kilo untuk mendidik diri mereka.
Kadang aku malu dengan dedikasi para guru dan tenaga kesehatan disana yang rela dengan gaji kecilnya untuk memberikan pelayanan kepada warga. Memang oknum tetap ada di mana-mana saat hati kecil mereka tak mereka indahkan. Tapi senyum manis mereka, bahasa santunnya, memberiku semangat untuk tetap menikmati hidup yang indah ini sebagai pemberian dari Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Kuingat nasehat sang Bapak di kereta terakhir kali menjelang detik detik aku turun kemarin.
Bahwa keberadaan kita di dunia hanya mampir..bahwa Alloh lebih dekat dari urat leher..lalu dimanakah?? Terus saja cari..dengan hati..Hidup ini perjalananmu..Jangan jadi orang yang pinter..tapi jadilah orang yang mengerti..Temukan dirimu..temukan arti syahadatmu..temukan arti Bismillahirrahmanirrahiim..maka kau akan temukan hidupmu..Kasihilah dan Sayangilah..hanya itu dan kau kan bahagia..seutuhnya.
Kusimpan Garut di dalam dada. Dalam relung terdalam sebagai suatu pelajaran indah
Semoga esok hari di Tasik kan banyak makna baru yang lebih baik. Semoga tim kami kan lebih solid..hati hati kami saling terkait dan jauh dari konflik. Semoga aku dan teman temanku kan lebih dewasa memaknai ini semua. Bisa memberikan sumbangsih..yang walaupun tak besar namun bisa mengungkap sebuah kebenaran dari kehidupan singkat ini.
Ijinkan kami tuk senantiasa mengagungkanMU
bersyukur padaMu
bersimpuh memohon ampunanMu
menjadikan diri kami jundiMu yang terus dan terus berjuang menujuMU